Teman-teman, ternyata, ada teknologi yang dapat mengubah cuaca dan memindahkan hujan loh. Namanya Modifikasi Cuaca. Penasaran seperti apa teknologi itu? Kita simak bareng-bareng yuk.
Di dunia, Teknologi modifikasi cuaca (TMC) berawal pada 1946. Vincent Schaefer dan Irving Langmuir, penasaran dengan terbentuknya kristal es dalam lemari pendingin atau kulkas. Pada 1947, Bernard Vonnegut menemukan terjadinya deposit es pada kristal perak iodida yang bertindak sebagai inti es. Penemuan kedua hal itu adalah titik awal perkembangan TMC di dunia.
TMC dikenal di indonesia dengan sebutan hujan buatan. Teknologi ini pertama kali diujicoba pada tahun 1977 oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Pada 1985 dibentuk Unit Pelayanan Teknis Hujan Buatan (UPT-HB). Fungsi dari unit ini, yaitu memberikan pelayanan peningkatan curah hujan untuk menjaga ketersediaan air di waduk, sebagai sumber air. Tetapi kini penggunaan TMC telah berkembang untuk tujuan yang lebih beragam. Salah satunya adalah untuk mengendalikan curah hujan, terutama di daerah-daerah yang rawan bencana jika terjadi hujan.
Modifikasi cuaca adalah teknologi yang dapat meningkatkan curah hujan dan menghilangkan awan. Nah, ajaibkan? Tetapi, itu bukan keajaiban yang terjadi begitu saja loh. TMC ini dapat terjadi melalui sebuah proses teknologi. Sebuah usaha manusia untuk meningkatkan curah hujan melalui proses fisika yang terjadi di dalam awan. Proses fisika yang terjadi dapat berupa proses tumbukan dan penggabungan (collision and coalescense) atau proses pembentukan es (ice nucletion).
TMC dapat dilakukan dengan cara menyemai awan. Dan, hal tersebut dapat di lakukan dengan beberapa cara. Memasukan bahan penyemai awan, atau pun menggunakan wahana pesawat terbang, roket yang di luncurkan ke dalam awan, atau pun menggunakan Ground Base Generator (GBG) yang memanfaatkan angin lembah (valley breeze) dan kemiringan permukaan gunung.
Di indonesia, khususnya di jawa barat beberapa menara GBG telah terpasang. Menyebar di kawasan puncak, Bogor (lereng Gunung Gede - Pangrango). Menara tersebut bertujuan untuk menyemai awan yang melintas di kawasan puncak. Jika setiap awan yang melintas dapat disemai, maka hujan dapat turun lebih awal. Sehingga tidak terjadi penumpukan awan yang dapat menimbulkan hujan lebat di daerah tersebut. Jika terjadi hujan lebat di bogor, wilayah jakarta yang letaknya lebih rendah dapat terancam banjir.
Curah hujan yang cukup tinggi di wilayah Jabodetabek beberapa waktu ini, membuat air tidak tertampung di sungai. Sehingga meluap dan menyebabkan banjir. Agar banjir tidak lagi melanda jakarta, maka curah hujan harus di kurangi. Beberapa waktu belakangan ini, TMC telah dimanfaatkan di wilayah Jabodetabek untuk mengurangi curah hujan. Dengan cara , awan disemai di daerah-daerah yang tidak rawan banjir. Wilayah yang menjadi titik penyemaian itu adalah daerah utara bandung, lalu di laut utara dan kemudian di selatan wilayah sukabumi. Sehingga awan-awan yang menuju Jabodetabek turun menjadi hujan sebelum memasuki wilayah tersebut. Subhanallah, canggih! Ya.
Sumber referensi : Majalah Anak Saleh
Judul : teknologi ini mampu memodifikasi cuaca
Deskripsi : Teman-teman, ternyata, ada teknologi yang dapat mengubah cuaca dan memindahkan hujan loh. Namanya Modifikasi Cuaca . Penasaran seperti ap...